11.04

FILARIASIS


Filariasis Limfatik atau yang biasa dikenal dengan kaki gajah adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh 3 jenis cacing, yakni Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori. Jika sudah masuk ke dalam tubuh manusia, cacing-cacing ini menempati saluran limfe. Cacing menyumbat pembuluh limfe dan menghalangi cairan limfe sehingga terjadi pembengkakan di kaki, tangan peyudara, atau buah zakar. Yang sudah parah, di kakinya bisa tumbuh lumut jamur. Ya lumut, tau kan lumut itu biasa timbuh dimana, betapa mengerikan filariasis ini sampai 2 lumut aja bisa tumbuh di kaki orang yang kena kaki gajah.

Ada beberapa level untuk filariasis dilihat dari tingkat akutnya. Level pertama bagian tubuh mulai terlihat bengkak, tetapi tidak ada lipatan dan kulit masih muluss. Level kedua bengkak tambah besar, ada lipatan tapi tidak terlalu dalam, kulit masih muluss. Level ketiga bengkak membesar, lipatan dalam dan kulit mulai kasar.

Misalkan kita sudah terkena filariasis katakan level 2, bisa disembuhkan. Akan tetapi cacat yang sudah ada itu akan menetap seumur hidup.





Wuchereria bancroftiBrugia malayi

Pada malam hari, cacing-cacing vektor filariasis keluar dari tempat persembunyian di dalam tubuh dan mulai menyebar masuk ke dalam darah. Cacing-cacing ini aktifnya di malam hari. Maka dari itu, pemeriksaan darah dilakukan malam hari, kalau siang hari tidak bisa dideteksi filariasisnya. Kalau merasa ada bagian tubuh misal bengkak atau benjol malem2 tapi pagi hari bengkak tau benjolnya hilang dan itu berulang terus, hati-hati, segera periksakan ke dokter, bisa jadi mengidap kaki gajah.
Filariasis tidak akan menular melalui kontak langsung dengan penderitanya, jangan salah kaprah. Penyakit ini hanya akan menular melalui perantara nyamuk-nyamuk nakal. Nyamuk yang menjadi vektor filariasis ada 20 species. Bila kita tinggal di wilayah yang sudah dinyatakan endemik, kita harus waspada karna sapa tahu dari 1000 nyamuk yang sudah seenak jidat menghisap darah kita, salah satunya membawa cacing penyebab filariasis.

Nyamuk mula-mula menggigit seorang individu yang terjangkit lalu menggigit individu lain yang belum terjangkit, memindahkan beberapa larva cacing kepada individu yang baru. Saat berada di dalam tubuh, larva bermigrasi ke bagian tubuh tertentu dan tumbuh menjadi cacing dewasa.

Oya, perlu di garis bawahi, tidak cukup hanya satu kali gigitan nyamuk untuk bisa menyebabkan seseorang positif mengidap filariasis. Masa inkubasi antara 6 - 12 bulan. Waktu yang cukup lama bukan?

Obat yang diberikan pemerintah yaitu DEC, albendazole, dan paracetamol. Diberikan 1 tahun sekali selama 5 kali dan harus kita minum, jangan sampai tidak. Jika kita tidak meminumnya, maka kita nanti yangakan menjadi sumber penularan bagi orang orang sekitar kita.

Dengan catatan : Orang yang sedang sakit parah, ibu hamil, ibu menyusui, anak usia kurang dari dua tahun, ibu hamil, ibu menyusui, pengidap gangguan fungsi hati, gangguan fungsi ginjal, TBC kronis, asma, darah tinggi lebih dari 200 mmhg (hipertensi berat), HIV AIDS, bronkopneumonia (flek), gizi buruk, demam lebih dari 38 derajat, kanker, lupus, diare, dan pasien dalam perawatan tidak boleh meminum obatnya takut bereaksi ke penyakit bawaannya.

Untuk obatnya sendiri nggak punya efek samping ke tubuh, sebenarnya. Rasa mual dll itu terjadi karena cacing2 yang ada di tubuh kita mati.

Sekilas info, obat cacing itu ada 2, yang membunuh cacing dan menghancurkannya lalu keluar bersama faeces, dan yang membuat cacingnya keluar hidup2.


Pencegahan, ga ribet la. Ingat 3M menguras bak ember , menutup tempat penampungan air dan mengubur barang bekas. Bisa juga dengan memasang kelambu pada tempat tidur atau memakai obat nyamuk atau lotion anti nyamuk.

0 komentar:

Posting Komentar